Selasa, 21 April 2015

RAJA (RATU) TALAGA KE VI

RATU PARUNG & RANGGAMANGTRI
(Berkembangnya Agama Islam di Talaga)

Ilustrasi Mesjid Kuno di Jawabarat


NAMA : Dewi Sunyalarang
GELAR : Ratu Parung
MASA PEMERINTAHAN : 1500 - 1550 Masehi
NAMA SUAMI : Rd Ranggamangtri/Pucuk Umun
NAMA AYAH : Sunan Parung
NAMA IBU : Tidak diketahui


ANAK :
1. Prabu Haur Kuning
2. Arya Kikis
3. Dalem Lohmaja Ageng
4. Sunana Umbuluas Santoan Singandaru
5. Dalem Panungtung (Girilawungan)
6. Dalem Panaekan


Di Arcakan Sebagai :Tidak di arcakan

Sumber Rujukan : Wawacan Talaga, Wikipedia, Wawacan Nusantara, tatangmanguny.wordpress.com, Situs makam Keramat Sunana Parung

CATATAN :
Setelah Sunan Parung mangkat, pemerintahan diserahkan kepada satu-satunya putrinya, Ratu Dewi Sunyalarang (1500 M) yang di kemudian hari mendapat julukan Ratu Parung.

Dewi Sunyalarang (Ratu Parung) menikah dengan Raden Ragamantri, putra Prabu Mundingsari Ageung dari Ratu Mayangkaruna. Raden Ragamantri adalah cucu dari Bagawan Garasiang dan juga cucu dari Prabu Siliwangi (Sri Baduga Jaya Dewata atau Pamanah Rasa). Pada masa pemerintahan Dewi Sunyalarang inilah pusat kerajaan dipindahkan ke Parung. Pusat pemerintahan di Walangsuji hanya bertahan selama tujuh tahun tiga bulan. Dewi Sunyalarang memandang bahwa Walangsuji kurang strategis untuk terus dijadikan pusat pemerintahan.

Perkembangan Agama Islam di Talaga
Pada 1529 Ratu Parung dan suaminya, Raden Ragamantri. mengucapkan syahadat. Mereka masuk agama Islam melalui Sunan Gunung Jati yang dibantu para mubalig Cirebon. Sunan Gunung Jati(Syarif Hidayatullah) lalu memberikan gelar Prabu Pucuk Umum Talaga kepada Raden Ragamantri sebagai bentuk penghormatan kepada beliau dan keluarga besar Talaga.

Hasil pernikahan Ratu Parung (Dewi Sunyalarang) dengan Raden Ragamantri, Prabu Pucuk Umum Talaga dikaruniai enam putra,

Ratu Dewi Sunyalarang pada awalnya dimakamkan di tepi Sungai Cilutung. Akan tetapi, demi keamanan dan pengikisan oleh air, makamnya dipindahkan ke makam keluarga Raden Natakusumah di Cikiray desa Talagawetan. oleh Raden Acap Kartadilaga pada 1959 M. Sedangkan Raden Ragamantri dimakamkan di tepi Situ Sangiang. Kuburannya terletak di luar bangunan utama tempat penziarahan, persisnya di bawah pepohonan besar ditandai dengan sebatang pohon rotan. (sumber : wawacan nusantara)

-----------------------------------------------------------------------------------

Informasi tentang Sejarah & Budaya Talaga - Majalengka
Klik di :
Penulis : Asep AsDHA Singhawinata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar