Cetbang (Medieval Swivel Cannon) Abad Ke 12 M |
Data:
Benda ini di foto pada : 21 Maret 2020
Fotografer : Indra Gunawan & Ade Nurdiana
Editing : M. Aria Bishma Fz
Lokasi Pemotretan : Museum Talagamanggung
No Inv : -
Koleksi : Museum Talagamanggung
Origin :Talaga - Indonesia
Catatan :
Meriam mulai dikenal di Nusantara sejak abad ke-14,
Dari bentuknya, meriam dibedakan menjadi beberapa macam , yakni :
Meriam bumbung,
Meriam coak (Cetbang)
Meriam lela.
Meriam Rantaka
Meriam bumbung berbentuk seperti bumbung bambu.
Sementara meriam coak (CETBANG) , mendapat nama itu karena bagian pangkal meriam terbuka atau terkuak. Dalam dialek Betawi terbuka atau terkuak disebut coak.
Bentuk ketiga disebut "Meriam Lela", Ukurannya lebih kecil daripada meriam-meriam di atas, namun modelnya menarik. Meriam lela digunakan dan dibunyikan pada saat upacara, misalnya dalam pengangkatan seorang raja, menerima tamu penting, melamar calon pengantin, dan menghormati kematian orang terpandang.
Menurut fungsinya, meriam dibedakan menjadi tiga macam, yakni :
- Meriam Kapal.
Meriam kapal biasanya berlaras pendek dan berukuran besar, namun dapat menembak lebih jauh
- Meriam Benteng.
Meriam benteng berukuran paling besar dan berat, biasanya ditempatkan di setiap sudut benteng atau di sepanjang pantai.
- Meriam Artileri.
Meriam artileri umumnya berukuran sedang dan kecil serta mudah dibawa atau didorong saat perang.
Beberapa meriam dilengkapi dengan ragam hias. Selain untuk memperindah meriam, juga mempunyai makna dan arti tertentu, misalnya berupa lambang dan tulisan. Lambang atau tulisan dimaksudkan sebagai jatidiri meriam tersebut, sehingga bermanfaat untuk para peneliti. Biasanya yang tertera adalah tahun pembuatan, asal meriam, dan nama penguasa waktu itu.
Menurut Ketua Yayasan Talagamanggung Simbarkantjana . Rd Apun Tjahya HN, sampai dengan tahun 1980, di Museum Talagamanggung terdapat beberapa buah meriam yang berhiaskan kepala naga, namun sayang kini meriam tersebut tidak diketahui keberadaannya.
Di Talaga Terdapat beberapa buah meriam berbagai ukuran yang kini masih tersimpan di Museum Talagamanggung. Keberadaan meriam di Talaga, kuat dugaan , meriam tersebut adalah meriam CETBANG. asli buatan Nusantara ,
berdasarkan beberapa catatan sejarah. meriam Cetbang, merupakan senjata Modern yang pernah dimiliki oleh kerajaan Majapahit pada masa jayanya.
hingga detik ini, belum diketahui asal usul, mengapa Meriam cetbang bisa bersada di talaga, apakah sebagai rampasan, hadiah, atau hasil pembelian alutsista di jaman kerajaan TALAGA.
Pada awalnya Masyarakat Talaga Khususnya , umumnya masyarakat Jawabarat, menganggap , bahwa Meriam besar yang menjadi koleksi MUSEUM TALAGAMANGGUNG, adalah Meriam peninggalan colonial Belanda ketika menguasai wilayah Talaga .
Namun setelah di teliti lebih seksama ternyata sangat mirip dengan Meriam yang berada di halaman MUSEUM BALI yang berjudul “CETBANG MAJAPAHIT”.
-artikel terkait-
Cetbang (Cet-Bang) merupakan senjata sejenis meriam yang diproduksi dan digunakan pada masa Kerajaan Majapahit (1293 sampai 1527 M) dan (kerajaan-kerajaan di Nusantara setelahnya.)
Berbeda dengan meriam eropa dan timur tengah pada umumnya, cetbang terbuat dari perunggu adajuga logam berlapis prungu. dan memiliki kamar dan tabung peluru di bagian belakang.
Cetbang diperkirakan diproduksi dan dipergunakan di Majapahit pada saat invasi tentara Kubilai Khan dari Tiongkok di bawah pimpinan Ike Mese yang bekerjasama dengan Raden Wijaya saat menggulingkan Kertanagara pada tahun 1293.
Cetbang Itu sendiri bukan sandraan ataupun pemberian dari negara lain..
Melainkan asli "madein" Nuswantara yang di produksi diproduksi di Rajekwesi, Bojonegoro.
Sedangkan bahan peledaknya menggunakan bahan peledak campuran dari POTASIUM NITRAT, CARBON (ARANG) DAN BELERANG Atau yang lebih dikenal dengan bahan dasar mesiu kuno.
bahan peledak ini pun di buat di nuswantara (asli buatan jawa) di daerah swatantra biluluk (daerah Lamongan sekarang).
(dari : berbagai sumber)
Sisa sisa peninggalan maha karya agung Nusantara ini berada di :
1. Museum Bali, Denpasar, Bali. Meriam Bali kategori Cetbang ini terdapat di pelataran Museum Bali.
2. Metropolitan Museum of Art, New York, Amerika Serikat. Meriam yang tersimpan disana diperkirakan berasal dari abad ke 14, terbuat dari perunggu dan berdimensi 37,7x16 inchi atau panjang 0,96 meter dan lebar 0,4 meter.
3. Pantai Dundee, Northern Territory, Australia pada 2 Januari 2010. Dari hasil riset oleh Department of Arts & Museum, Northern Territory Government disimpulkan bahwa meriam cetbang yang ditemukan terbuat dari perunggu diperkirakan berasal dari abad ke-16, sebelum penemuan benua Australia oleh penjelajah Inggris James Cook. Setelah dibandingkan dengan meriam kecil lain dari Eropa maupun asia, meriam kecil tersebut lebih mendekati model meriam kecil dari Asia Tenggara (meriam Ternate, meriam makassar, meriam bali) dibandingkan dari model eropa. Sehingga terdapat kemungkinan meriam tersebut berasal kapal makassar/bugis yang terdampar atau mendarat untuk mengambil air bersih di pantai utara Australia.
4. Meriam kuno jenis Cetbang yang ditemukan di Pulau Selayar (Foto: Sharben Sukatanya - Selayar) Dusun Bissorang, Kabupaten Kepualauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan. Terdapat peninggalan meriam kuno berjenis Cetbang yang diperkirakan berasal dari zaman Majapahit. Meriam ini dalam kondisi yang cukup baik dan dirawat oleh warga setempat. Warga setempat menyebut cetbang ini ba'dili atau Papporo Bissorang.
5. Meriam Cetbang dan beberapa jenis meriam lainnya yang masih tersimpan dan terawat di
MUSEUM TALAGAMANGGUNG , KEC TALAGA KAB MAJALENGKA JAWABARAT.
Beberapa bentuk Meriam Koleksi Museum Talagamanggung
Rujukan :
Team Peneliti Sejarah Budaya Talaga
Ketua Yayasan Talagamanggung
Berbagai Sumber
Informasi tentang Sejarah & Budaya Talaga - Majalengka
klik di
Penulis : Asep AsDHA Singhawinata
https://cetbang.com/category/sejarah/
BalasHapusKalau saya boleh tahu. Pernahkah Majapahit menciptakan Bubuk Mesiu dan daerah manakah yang dulu tempat Majapahit menciptakan Cetbang & juga daerah yang digunakan untuk memproduksi Bubuk Mesiu & Cetbang
BalasHapus