Baju Kere Talaga.
Kere ini difhoto oleh Sejarahwan Belanda : Isidore Van Kinsbergen
Pada tahun 1860
Kondisi Terkini Baju Kere Talaga
(10 Maret 2017)
Data:
Benda ini di foto pada : 10 Maret 2017
Fotografer : Indra Gunawan & Ade Nurdiana
Editing : M. Aria Bishma Fz
Lokasi Pemotretan : Bhumi Ageung Museum Talagamanggung
No Inv : -
Koleksi : Museum Talagamanggung
Origin :Talaga - Indonesia
Baju Kere (Baju Zirah) adalah pakaian atau lapisan pelindung yang dikenakan untuk melindungi tubuh dari senjata atau benda yang dapat memberi luka fisik.
Istilah zirah identik dengan pakaian perlindungan untuk berperang pada zaman dahulu,
Baju Kere yang tersimpan di Museum Talagamanggung merupakan baju perang tanpa lengan (rompi ) berbahan lempengan logam Tempa dengan ukuran 10 x 15 cm hingga beberapa lempengan yang lebih kecil dari itu, yang disatukan dengan anyaman rantai kecil yang dibentuk sedemikian rupa, sehingga melindungi tubuh dari bahu hingga lutut. dan baju kere ini dipergunakan oleh Arya Saringsingan di era Raja Talaga ke IX.
Namun sangat disayangkan kondisi baju kere di Museum Talagamanggung sudah tidak beraturan ada beberapa lempengan yang sudah aus karena dimakan usia.
Ilustrasi : Gambaran utuh Baju Kere Talaga
Temuan Prasasti batu peninggalan Tarumanagara yang terletak di puncak Bukit Koleangkak, Desa Pasir Gintung, Kecamatan Leuwiliang. Pada bukit ini mengalir (sungai) Cikasungka. Prasasti inipun berukiran sepasang telapak kaki dan diberi keterangan berbentuk puisi dua baris : yang isinya menggambarkan bahwa kala itu raja Sri Purnawarman mempunyai baju Kere (zirah) yang tidak bisa ditembus oleh senjata musuh musuhnya.
Berikut ini isi Prasasti Tarumanagara :
"shriman data kertajnyo narapatir - asamo yah pura tarumayam nama shri purnnavarmma pracurarupucara fedyavikyatavammo tasyedam - padavimbadavyam arnagarotsadane nitya-dksham bhaktanam yangdripanam - bhavati sukhahakaram shalyabhutam ripunam".
Terjemahannya menurut Vogel :
"Yang termashur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang memerintah Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus oleh panah musuh-musuhnya; kepunyaannyalah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan (kepada mereka yang setia kepadanya), tetapi merupakan duri bagi musuh-musuhnya".
Artikel terkait :
Een koperen maliënkolder in Telaga bij Cheribon
Maker
fotograaf: Isidore van KinsbergenVervaardigingsjaar oktober 1863 - april 1864Vervaardigingsplaats
Telaga, IndonesiëType object foto's Afmetingen
19 × 14 cmCollectieGefotografeerd voor de wetenschap; exotische volken tussen 1860 en 1920Instelling
[1403-3790-63], Kerncollectie Fotografie, Museum VolkenkundeCopyrightVoor meer informatie: Museum VolkenkundeTrefwoord
verdedigingsmiddelen en bescherming
sumber :
Informasi tentang Sejarah & Budaya Talaga - Majalengka
klik di
Penulis : Asep AsDHA Singhawinata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar